Breaking News
light_mode
Trending Tags
Beranda » Kolom » Kalau Ada Fetish, Jangan Digeneralisasi

Kalau Ada Fetish, Jangan Digeneralisasi

  • account_circle Harian NU
  • calendar_month Sel, 14 Okt 2025
  • visibility 20
  • comment 0 komentar

 

Oleh: Maulana Karim Shalikhin*

“Wow, coba lihat, susunya besar dan kencang,” kata seorang pria yang fetish pada payudara. Setiap melihat wanita dengan body montok, dia selalu berseloroh soal susu kepada siapapun yang berada di dekatnya. Dirinya beranggapan bahwa, semua lelaki sama, fetish pada susu. Ini namanya generalisasi.

Padahal kenyataannya kan tidak demikian. Ada lelaki yang ‘fetish’ pada intelektualitas daripaada sekadar body. Adapula yang senang kalau melihat wanita keibuan. Tidak semua ketertarikan itu sama. Ini namanya diferensiasi.

‘Oknum’ di Trans7 barang kali sedang mengalami hal yang pertama tadi. Mereka mungkin terlalu birahi terhadap popularitas, kemewahan, harta benda, sensasi dan narsisme. Ga masalah. Tapi problemnya ada pada kecenderungan berasumsi menyamakan apa yang ada di otakku dan otakmu.

Kalau kalian fetish pada kemewahan, bukan berarti orang lain juga begitu lepas syahwat pada hal-hal serupa. Kalau kalian susah payah, jungkir balik cari pinjaman demi membeli kendaraan impian, sementara di luar sana ada orang yang justru menerima hadiah mobil mewah dari muhibbin (fans) secara cuma-cuma, lantas, apakah si penerima hadiah itu salah?.

Di satu sisi, ada yang begitu kesengsem dengan sesuatu, di sisi lainnya, ada sosok yang bahkan tidak menginginkan namun justru mendapatkannya dengan ‘mudah’. Sekali lagi, apakah jenis ke dua ini salah? Jawabannya tidak. Hanya kebencian, kedengkian dan ketidaktahuan–untuk tidak menyebut: kebodohan–lah yang mengecam ‘penikmat’ reward.

Mungkin pembaca sudah mengetahui bahwa konteks tulisan ini terkait dengan tayangan di Trans7 yang mengolok-olok para ulama’. Oke, kita kupas satu per satu.

Di mulai dari amplop yang diterima oleh para kiai. Sebenarnya hal ini wajar dan hampir di lakukan oleh siapa saja. Ibu memberi rendang kepada tetangga sebelah, karena beberapa hari lalu, ibu menerima semur jengkol darinya.

Konteksnya adalah, kebaikan dibalas kebaikan. Semur jengkol saja dibalas dengan rendang, apalagi pengetahuan dan hikmah yang telah dicurahkan oleh kiai kepada santri. Amplop yang mereka berikan jelas tak sebanding dengan ilmu dan jasa.

Toh, misal seorang kiai mendapat banyak amplop, penulis yakin, maslahatnya akan jauh lebih besar daripada (amplop itu) diberikan kepada orang-orang fasik. Membangun pesantren, membuka lapangan pekerjaan, menyubsidi santri yang tidak mampu, bahkan mengecor jalan, misalnya.

Ke dua, soal mobil mewah. Misal ada seorang kiai membeli ataupun menerima hadiah kendaraan miliaran rupiah, juga mereka gunakan untuk berdakwah, menebar hikmah dari satu tempat ke tempat lain. Apakah kendaraan yang kalian miliki itu lebih berfaedah daripada mobil mewah para kiai Sehingga kalian sampai hati mengolok-olok tunggangan mereka?. Sebut saja Kiai Anwar Zahid, Gus Iqdam dan ustadz-ustadz terkenal di TV lainnya juga menggunakan mobil mewah bukan untuk kebutuhan prestisius seperti kita. Lebih jauh, dalam safari dakwah yang menembus ratusan kilo meter setiap hari, tentu membutuhkan kendaraan yang nyaman dan aman.

Kalau dalam sehari mereka melakukan dakwah di lima tempat, apakah harus mengendarai Honda Beat? Tentu tidak. Minimal Innova, kalaupun ada kiai yang memakai Alphard, Lexus LM, atau kendaraan apapun, itu hanyalah sebatas merk dan angka, selebihnya kenyamanan, keselamatan dan yang terpenting, bukan atas nama gengsi.

Lagipula banyak ulama’ yang mendapatkan mobil-mobil itu sebagai hadiah, mereka tidak membeli dari kantongnya sendiri yang berarti ada kemungkinan para kiai tidak terlalu kepincut dengan barang mewah itu. Sebagai referensi saja, Gus Mus pernah dihadiahi Kijang Innova dari seorang muhibbin. Gus Dur, bahkan bahkan menerima Mercy S-class dan masih banyak lagi kasus-kasus seperti itu.

Ke tiga, Sarung mahal yang mereka kenakan juga belum tentu mereka beli sendiri, lhoh. Banyak muhibbin yang mengirim hadiah semacam itu. Kalau muhibbin-nya macam saya, ya paling mentok menghadiahi doa, tapi kalau muhibbinnya pengusaha-pengusaha besar, ya pasti hadiahnya besar juga. Stop-lah menyamakan standar hidup kalian dengan para ulama. Kalau kalian membeli sepatu kets branded ori untuk flexing atau demi fomo, monggo. Tapi kiai sejati tidak akan terpengaruh hanya dengan price tag selembar sarung.

Mau wadimor, cendana, Ketjubung atau BHS, tidak memberi pengaruh apa-apa, sebab–tidak seperti kalian oknum Trans7– kualitas ulama’ kami ada pada intelektualitas dan spiritualitas, bukan pada syahwat narsis dan fetish akan sensasi.

Intinya, kalau kalian naksir abis dengan kemewahan tapi belum berkesempatan mendapatkannya, ga perlu mengambinghitamkan kiai, yang tidak menginginkan tapi justru mendapatkan. Akhirul kalam, dibalik tembok-tembok pesantren, ada berjuta anomali yang tidak kalian ketahui. Jika ingin tahu, ya mondok (titik).

 

#boikottrans7

*penulis merupakan pendidik di Ponpes Shofa Az Zahro’ Gembong

  • Penulis: Harian NU

Rekomendasi Untuk Anda

  • Sako Ma’arif NU Jateng Komitmen Mewujudkan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan

    Sako Ma’arif NU Jateng Komitmen Mewujudkan Pendidikan Karakter Melalui Kepramukaan

    • calendar_month Jum, 30 Mei 2025
    • account_circle Harian NU
    • visibility 210
    • 0Komentar

    Hariannu.com.Temanggung – Ketua Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif PWNU Jawa Tengah Kakak H. Shobirin, S.Ag., M.Pd.I. hadir secara pribadi dalam acara Pengukuhan Pimpinan Satuan Komunitas Pramuka Ma’arif Nahdlatul Ulama Kabupaten Temanggung Rabu, 28 Mei 2025 di aula INISNU Temanggung. Hal ini selain sebagai bentuk dukungan moral spiritual langsung juga dalam rangka mensosialisasikan program program Sako Ma’arif […]

  • Ma’arif Kabupaten Pekalongan Lebarkan Sayap dengan Wakashio Indonesia

    Ma’arif Kabupaten Pekalongan Lebarkan Sayap dengan Wakashio Indonesia

    • calendar_month Sel, 4 Mar 2025
    • account_circle Harian NU
    • visibility 120
    • 0Komentar

    Hariannu.com.Pekalongan – LP. Ma’arif NU Kabupaten Pekalongan melakukan penjajakan kerjasama dengan LPK Wakashio Indonesia dalam upaya menyiapkan dan mengirimkan tenaga kerja ke Jepang. Kunjungan tersebut dilaksanakan pada Senin (03/03/2025) di Kantor LPK Wakashio Indonesia yang berlokasi di Jl. Karya Bhakti RT 04 RW 02, Desa Kecepak, Kecamatan Batang, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Dalam pertemuan ini, […]

  • LPM GRIP INISNU Temanggung & FKPT Jawa Tengah Gelar Lomba Artikel Opini Nasional Bertema Penanggulangan Terorisme

    LPM GRIP INISNU Temanggung & FKPT Jawa Tengah Gelar Lomba Artikel Opini Nasional Bertema Penanggulangan Terorisme

    • calendar_month Kam, 14 Agu 2025
    • account_circle Harian NU
    • visibility 103
    • 0Komentar

      Lomba Artikel Opini Nasional Bertema Penanggulangan Terorisme Temanggung – Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) GRIP Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung bekerja sama dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menggelar Lomba Artikel Opini Nasional dengan mengusung tema “Kebijakan Pemerintah dalam Penanggulangan Terorisme: Evaluasi dan Rekomendasi”. Kegiatan ini dibuka untuk seluruh mahasiswa aktif strata […]

  • INISNU Temanggung Siapkan Pancadharma Internasional pada Tiga Negara

    INISNU Temanggung Siapkan Pancadharma Internasional pada Tiga Negara

    • calendar_month Rab, 30 Apr 2025
    • account_circle Harian NU
    • visibility 147
    • 0Komentar

    Hariannu.com.Temanggung – Dalam rangka memperkuat mutu dan internasionalisasi, Institut Islam Nahdlatul Ulama (INISNU) Temanggung terus berupaya melaksanakan berbagai program. Salah satunya di tahun ini adalah kegiatan Pancadharma Internasional pada tiga negara yaitu Singapura, Malaysia, dan Thailand. Hal itu terungkap dalam sosialisasi oleh Panitia Pancadharma Internasional bersama travel pada Senin (28/4/2025) di aula lt.3 kampus setempat. […]

  • LP Ma'arif NU Jepara Gelar Workshop Penguatan Aswaja, Inilah Urgensinya

    LP Ma’arif NU Jepara Gelar Workshop Penguatan Aswaja, Inilah Urgensinya

    • calendar_month Kam, 27 Feb 2025
    • account_circle Harian NU
    • visibility 165
    • 0Komentar

    Hariannu.com.Jepara – Dalam rangka capacity building guru-guru ke- NU-an, LP. Ma’arif NU PCNU Jepara menggelar Workshop Penguatan Aswaja guru MI, MTs, MA, dan SMP se- Kecamatan Donorojo dan Kecamatan Keling. Kegiatan yang digelar di Gedung MWC NU Donorojo hari Selasa 25 Februari 2025 diikuti 70 guru Ke- NU- an di lingkungan LP Ma’arif NU Jepara. […]

  • Lautan Santri Warnai Jalan Sehat NU Jateng 2025, 25 Ribu Peserta Tumpah Ruah di Bergas Semarang

    Lautan Santri Warnai Jalan Sehat NU Jateng 2025, 25 Ribu Peserta Tumpah Ruah di Bergas Semarang

    • calendar_month 6 jam yang lalu
    • account_circle Harian NU
    • visibility 4
    • 0Komentar

      Hariannu.com Semarang — Semangat kebersamaan dan nuansa hijau khas Nahdlatul Ulama (NU) menyelimuti Stadion Pandanaran, Wujil Bergas, Kabupaten Semarang, Sabtu (25/10/2025). Ribuan masyarakat tumpah ruah mengikuti Jalan Sehat Santri NU Jateng 2025, salah satu rangkaian utama dalam peringatan Hari Santri yang digelar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah. Sedikitnya 25 ribu peserta ikut […]

expand_less